Powered By Blogger

Minggu, 12 Juni 2011

A. Konsep ontologi Aristoteles!
Menurut aristoteles, ontologi pada dasarnya dimaksudkan untuk mencari makna ada dan struktur umum yang terdapat pada ada, struktur yang dinamakan kategori dan susunan ada. Akan tetapi pencarian aristoteles menunjukan bahwa pertanyaan mengenai makna ada membawa kita pada penghargaan terhadap keajaiban eksistensi manusia sedangkan studi mengenai kategori membawa pada sebab pertama, asal usul dari segala sesuatu (Tuhan). Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa motif yang sesungguhnya dalam studi mengenal ontologi adalah jastifikasi atau evokasi terhadap agama, disamping jastifikasi atas pengetahuan dan emosi etis.[1]
            Ketika berbicara tentang ontologi maka, kita berbica tentang suatu hakikat dari sesuatu. Aristoteles dalam metaphysics menyatakan bahwa manusia dapat mencapai kebenaran (mayer:152). salah satu teori metafisika Aristoteles yang penting ialah pendapatnya yang mengatakan bahwa matter dan form itu bersatu; matter memberikan substansi sesuatu, form memberikan pembungkusnya. Setiap objek tewrdiri atas matter dan form (Mayer:155). Jadi, ia telah mengatasi Dualisme Plato yang memisahkan matter dan form; bagi Plato matter dan form berada sendiri-sendiri. Ia juga berpendapat bahwa matter itu potensial dan form itu aktualitas. Namun, ada substansi ynag murni form, tanpa potentiality, tanpa matter, yaitu Tuhan. Aristoteles percaya adanya Tuhan. Bukti adanya tuhan menurutnya ialah Tuhan sebagai penyebab gerak (a firt cause of motion). Tuhan itu menurut Aristoteles berhubungan dengan dirinya sendiri. Ia todak berhubungan dengan (tidak memperdulikan) ala mini, ia bukan persona. Ia tidak memperhatikan do’a dan keinginan manusia. Dalam mencintai Tuhan, kita tidak ush mengharap Ia mencintai kita. Ia adalah kesempurnaan tertinggi, dan kita mencontoh kesana untuk perbuatan dan pikiran-pikiran kita (Mayer:159). Pada Aristoteles kita menyaksikan bahwa pemikiran filsafat lebih maju, dasar-dasar sains diletakan. Tuhan dicapai dengan akal, tetapi ia percaya pada Tuhan.  Jasadnya dalam menolong Plato dan Socrates memerangi orangb sofis ialah karena bukunya yang menjelaskan palsunya logika yang digunakan oleh tokoh-tokoh sufisme.[2]
Kemudian di buku lain disebutkan bahwa;
a.                   Aristoteles entelechy
Aristoteles menyebutkan hakiakat segala kenyataan yang ada itu entelechy, yakni sesuatu yang telah sempurna dalam dirinya sendiri, tidak mungkin lagi sesuatu masuk kedalamnya. Teori entelechy ini selanjutnhya tidak banyak bedanya dengan teori monade.[3]
b.                  Serbadua Aristoteles
Aristoteles berteori bahawa ada bentuk dan zat. Zat ialah kemungkinan saja, yang baru berarti apabila ia mendapat bentuk. Yang dinamakan bentuk pada manusia adalah jiwanya. Yang semata-mata bentuk ialah Tuhan.[4]
c.                   Sintesa Aristoteles
Aristoteles mencocokan serbasawat kadalam serabasatu. Untuk mengerti sesuatu, harus diketahui empat jenis sebab:
Ø    Sebab zat (zat yang menjadikan sesuatu)
Ø    Sebab bentuk (mengenai hukum bagaimana sesuatu terbentuk)
Ø    Sebab aktif (yang meyebabkan bentuk itu bekerja atas zat)
Ø    Sebab tujuan (yang meyebabkan tujuan yang dikehendaki tercapai)
Dalam alam segala perubahan terjadi semata-mata karena perubahan tempat atau gerak. Dala lapangan ini yang berkuasa hanay hgukum sebab-akibat. Sebaliknya segala kejadian, tujuannya menimbulakan sesuatu bentuk atau tenaga. Alam tidak pernah berlaku tanpa tujuan. Termasuk dalam hukum tujuan (serbatuju). Kausalitas adalah alat alam untuk mencapai tujuan, tetapi sebab sebab yang sesungguhnya adalah tujuan.[5]
B. Konsep filsafat empirisme, juga sebutkan tokoh-tokohnya!
Empirisme adalah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pangalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri, dan mengecilkan peranan akal. Istilah empirisme diambil dari bahasa yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Sebagai suatu doktrin empirisme adalah lawan rasionalisme. Untuk memahami isi doktrin ini perlu dipahami lebih dahulu dua cirri pokok empirisme, yaitu mengenai teori tentang makna dan teori tentang pengetahuan. Teori tentang makan pada aliran empirisme biasanya dinyatakan sebagai teori pengetahuan, yaitu asal-usul ifdea atau konsep. Filasafat empirisme tentang teori makan amat berdekatan dengan aliran positivisme logis (logical positivism) dan filsafat Ludwig Wittgenstein. Akan tetapi, teori makan dan empirisme selalu harus dipahami lewat penafsiran pengalaman. Oleh karena itu, bagi orang empiris jiwa dapat dipahami sebagai gelombang pengalaman kesadaran, materi sebagai pola (pattern) jumlah yang dapat diindera, dan hubungan kausalitas sebagai urutan peristiwa yang sama. Teori yang kedua, yaitu teori pengetahuan, dapat diringkaskan sebagai berikut. Menurut orang rasioanalis ada beberapa kebenaran umum seperti setiap kejadian tentu mempunyai sebab, dasar-dasar matekatika, dan beberapa prinsip dasar etika, dan kebenaran-kebenaran umum seperti beberapa konsep dasar etika, dan kebenaran-kebenaran itu benar dengan sendirinya yang dikenal dengan istilah kebenaran a priori yang diperoleh lewat intuisi rasional. Empirisme menolak pendapat itu,. Tidak ada kemampuan intuisi rasional itu. Semua kebenaran yang disebut tadi adalah kebenaran yang diperoleh lewat observasi jadi ia kebenaran a posteriori, (Uaraian ini disingkatkan dari encyclopedia Americana: 10.).[6]  
Tokoh-tokoh empirisme:
1.                  John locke (1632-1704)
John locke adalah filosof Inggris. Ia lahir di Wrigton, Somersetshire, pada tahun 1632. Inti teorinya:
Ide-ide tentang primary qualities objek ada pada objek itu, pola mereka ada pada objek itu sendiri, tetapi idea yang dihasilkan dalam jiwa kita oleh secondary qualities tidak berada pada objek itu. Jadi, idea yang ada pada jiwa kita tidak sama dengan yang ada pada objek. Yang kita ambil dari objek itu adalah power untuk menghasilkan sensasi itu dalam diri kita: apa yang kita pahami sebagai manis, biru, panas dalam idea kita tidak lainadalah besaran, bentuk, dan gerak pada bagian dari objek (part) yang tidak dapat kita indera; part itu ada di dalam objek itu.[7]
2.                  David Hume (1711-1776)
Argumen Hume yang menentang prinsip kausalitas universal dan prinsip induksi pada dasarnya merupakan argument menentang rasionalisme pada umunya. Ia mengatakan bahwa hanya dengan berfikir, tanfa informasi dari pengalaman, kita mengetahui apa-apa tentang dunia. Dengan bantuan pengalaman juga kita tidak dapat mengetahui hakiakat sesuatu. Nah, jelaslah sudah sifat skeptic pada Hume. Apa alasan bagi skeptic ini? Juga tidak ada, kata Hume. Tidak ada jalan keluar dari skeptic, katanya. Akan tetapi, sebenarnya, denmikian Hume, hal itu tidak hanya pada filsafat, tidak hanya pada pemikiran akal. Bahkan tentang apakah matahari akan terbit besok, kita tidak tahu apa-apa.[8]
3.                  Herbert Spencer (1820-1903)
Filsafat Herbert Spencer berpusat pada teori evolusi. Sembilan tahunsebelum terbitnya karya Darwin yang terkenal, The Origen of Species (18590, Spencer sudah menerbitkan bukunya tentang teori evolusi. Empirismenya terlihat jelas dalam filsafatnya tentang the great unknowable. Menurut Spencer, kita hanya dapat mengenali fenomena-fenomena atau gejala-geajala. Memang benar didibelakang gejala-gejala itu ada suatu dasar absolute, tetapi yang absolute itu tidak dapat kita kenal. Secara prinsip pengenalan kita hanya menyangkut relasi-relasi antara gejala-gejala. Di belakang gejal-gejala ada sesuatu yang oleh Spencer disebut “yang tidak diketahui” (the great unknowable). Sudah jelas, demikian Spencer, metafisika menjadi tidak mungkin (Bertens, 1979:76).[9] 
C. New age movement
Gerakan New Age adalah Barat spiritual gerakan yang berkembang pada paruh kedua abad ke-20. Sila utamanya telah digambarkan sebagai "menggambar di Timur dan Barat spiritual dan metafisik tradisi dan kemudian menanamkan mereka dengan pengaruh dari self-help dan motivasi psikologi , kesehatan holistik , parapsikologi , penelitian kesadaran dan fisika kuantum ".  Hal ini bertujuan untuk menciptakan "spiritualitas tanpa batas atau dogma keliling" yang inklusif dan pluralistik . Satu lagi ciri utamanya adalah memegang "pandangan dunia holistik," demikian menekankan bahwa Pikiran, Tubuh dan Roh saling berhubungan  dan bahwa ada suatu bentuk Monisme dan persatuan seluruh alam semesta. Lebih lanjut upaya untuk menciptakan "sebuah pandangan dunia yang meliputi ilmu pengetahuan dan spiritualitas"  dan dengan demikian mencakup sejumlah bentuk ilmu pengetahuan dan pseudosains .
Menurut penulis Nevill Drury , asal-usul gerakan ini dapat ditemukan di abad 18 dan 19, terutama melalui karya-karya esotericists Emanuel Swedenborg , Franz Mesmer , Helena Blavatsky dan George Gurdjieff , yang meletakkan beberapa prinsip dasar filosofis yang akan kemudian mempengaruhi gerakan. Ini akan mendapatkan momentum lebih lanjut pada tahun 1960, mengambil pengaruh dari metafisika , self-help psikologi , dan berbagai guru India yang berkunjung Barat selama dekade itu.
Gerakan New Age mencakup unsur-unsur spiritual yang lebih tua dan tradisi keagamaan mulai dari ateisme dan monoteisme melalui panteisme klasik , panteisme naturalistik , dan panenteisme untuk kemusyrikan dikombinasikan dengan sains dan filsafat Gaia , khususnya archaeoastronomy , astronomi , ekologi , environmentalisme , yang hipotesis Gaia , psikologi , dan fisika . New Age praktek dan filosofi kadang-kadang mengambil inspirasi dari besar agama-agama dunia : Buddhisme , Taoisme , agama rakyat Cina , Kristen , Hindu , Islam , Yudaisme , Sikhisme , dengan pengaruh kuat dari agama-agama Asia Timur , Gnostisisme , Neopaganism , New Thought , Spiritualisme , Teosofi , universalisme , dan esoterisme Barat . The New Age Istilah mengacu pada kedatangan astrologi Age of Aquarius.

 
Daftar Pustaka:
Prof. Dr. Ahmad Tafsir. 2010. Filsafat Umum. Bandung: PT. Rosda Jaya.
Sidi Gazalba. Sistematika Filsafat. Jakarta: PT. Bulan Bintang
Dr. Zainal Abidin. 2011. Pengantar filsafat Barat. Jakarta: Rajawali Pers.


[1] Dr. Zainal Abidin, Pengantar filsafat Barat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), cet. ke-1, hal. 65.
 
[2] Prof. Dr. Ahmad Tafsir. Filsafat Umum. (Bandung: PT. Rosda Jaya), hal. 61
[3] Sidi Gazalba. Sistematika Filsafat. (Jakarta: PT. Bulan Bintang), hal. 27
[4] Ibid, hal. 70
[5] Sidi Gazalba. Sistematika Filsafat. (Jakarta: PT. Bulan Bintang), hal. 113
[6] Prof. Dr. Ahmad Tafsir. Filsafat Umum. (Bandung: PT. Rosda Jaya), hal. 173-174
[7] Ibid, hal. 173-174
[8] Prof. Dr. Ahmad Tafsir. Filsafat Umum. (Bandung: PT. Rosda Jaya), hal. 186
[9] Ibid, hal. 186-187
Header Lengkap
Balas Balas Semua Teruskan Teruskan

1 komentar:

  1. Borgata Hotel Casino & Spa to reopen after multiple
    Borgata Hotel Casino & Spa to reopen after 사천 출장안마 multiple delays due to 과천 출장안마 the in early July, 용인 출장안마 a spokesperson 순천 출장안마 for Borgata Hotel Casino & Spa in Atlantic City said 창원 출장안마

    BalasHapus